Menuntun adalah salah satu prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara yang berarti mengarahkan dan membimbing peserta didik agar dapat berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Menuntun juga berarti menjadi teladan dan panutan bagi peserta didik dalam bersikap dan berperilaku. Dalam konteks sosial budaya di daerah saya, yaitu Jawa Timur, perwujudan menuntun yang saya lihat adalah sebagai berikut:
- Menuntun peserta didik untuk menghargai dan melestarikan kebudayaan daerah, seperti bahasa Jawa, kesenian tradisional, adat istiadat, dan nilai-nilai luhur. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak peserta didik untuk belajar bahasa Jawa, mengenal dan mengapresiasi kesenian tradisional seperti wayang, ludruk, reog, tari-tarian, dll., mengikuti adat istiadat seperti selamatan, slametan, bersih desa, dll., dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti gotong royong, rukun, hormat-menghormati, dll.
- Menuntun peserta didik untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, seperti kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan fasilitas dan akses yang memadai untuk peserta didik dalam menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi, seperti komputer, internet, media sosial, dll. Selain itu, juga memberikan bimbingan dan pengawasan yang ketat agar peserta didik dapat menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi secara bijak, kritis, dan bertanggung jawab.
- Menuntun peserta didik untuk mengembangkan potensi diri, seperti bakat, minat, kemampuan, dan kreativitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan kesempatan dan ruang yang luas untuk peserta didik dalam mengeksplorasi dan mengekspresikan potensi diri mereka, seperti melalui kegiatan ekstrakurikuler, lomba-lomba, proyek-proyek, dll. Selain itu, juga memberikan dorongan dan motivasi yang positif agar peserta didik dapat berprestasi dan berinovasi sesuai dengan potensi diri mereka.
Perubahan konkret yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan perwujudan menuntun dalam konteks sosial budaya di daerah saya adalah sebagai berikut:
- Menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik dalam menghargai dan melestarikan kebudayaan daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi dengan peserta didik, mengajarkan dan menampilkan kesenian tradisional di sekolah, mengikutsertakan peserta didik dalam adat istiadat di masyarakat, dan menunjukkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai luhur kebudayaan daerah.
- Menjadi pembelajar seumur hidup yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam menggunakan teknologi, informasi, dan komunikasi, seperti mengikuti pelatihan-pelatihan, webinar-webinar, kursus-kursus online, dll. Selain itu, juga menjadi sumber informasi yang valid dan terpercaya bagi peserta didik dalam menyajikan materi pembelajaran.
- Menjadi fasilitator dan motivator yang mendukung pengembangan potensi diri peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengenali dan menghargai potensi diri peserta didik, seperti bakat, minat, kemampuan, dan kreativitas. Selain itu, juga memberikan bantuan, saran, dan umpan balik yang konstruktif bagi peserta didik dalam meningkatkan potensi diri mereka.