Puasa adalah salah satu ibadah yang dianjurkan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Selain menahan diri dari makan, minum, dan nafsu selama waktu puasa, seseorang juga harus berusaha untuk menghindari segala bentuk perilaku buruk, termasuk berkata dusta.
Namun, bagaimana jika seseorang yang sedang berpuasa kemudian terjebak dalam situasi di mana ia terpaksa berbohong atau berkata dusta? Apa hukuman bagi seseorang yang melakukan hal tersebut? Dan bagaimana cara menebus dosa tersebut?
Menurut ajaran Islam, berkata dusta adalah salah satu dosa besar yang diharamkan dalam segala situasi, termasuk saat seseorang sedang berpuasa. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, “Dan barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) pada bulan ini, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu harus diganti pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, dan supaya kamu mencukupkan bilangannya, dan supaya kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
Dalam hadis Sahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya bahwa orang yang berkata dusta tidak akan mendapatkan pahala dari puasa. Hal ini ditegaskan dalam hadis berikut, “Apabila seseorang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah tidak butuh terhadap makanan dan minuman yang ditinggalkannya.
Namun, meskipun seseorang yang berkata dusta saat berpuasa tidak akan mendapatkan pahala dari ibadah puasanya, hal ini bukan berarti dosa tersebut tidak bisa diampuni. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menebus dosa tersebut, antara lain:
- Meminta maaf kepada orang yang diberi dusta dan bertobat kepada Allah SWT
- Membayar fidyah atau membayar tebusan berupa memberi makan orang miskin atau membayar nilai makanan yang setara dengan yang telah dihindari saat berpuasa.
- Berpuasa secara berturut-turut untuk mengganti hari puasa yang ditinggalkan, dan dalam hal ini pula menjaga diri dari berkata dusta saat berpuasa.
Dalam Islam, dosa dan pahala diukur berdasarkan niat dan tindakan seseorang. Oleh karena itu, selama seseorang memiliki niat yang baik dan bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri dan tindakannya, maka ia masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan ampunan dan pahala dari Allah SWT. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang yang sedang berpuasa untuk senantiasa menjaga diri dari segala bentuk perilaku buruk, termasuk berkata dusta.
Selain itu, sebagai umat Muslim, kita juga harus senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak amalan kebaikan dan menghindari segala bentuk dosa, kita dapat mendapatkan pahala dan keberkahan dari-Nya.
Jadi…
Bagaimana pahala seseorang yang sedang berpuasa kemudian ia berkata dusta? Seseorang yang sedang berpuasa namun berkata dusta tidak akan mendapatkan pahala dari puasanya, namun dosa tersebut masih bisa diampuni dengan cara menebusnya, seperti meminta maaf, membayar fidyah, atau berpuasa berturut-turut untuk mengganti hari puasa yang ditinggalkan. Penting untuk senantiasa menjaga diri dari perilaku buruk dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.