Bagaimana Konflik Mempengaruhi Keefektifan Organisasi

Bagaimana Konflik Mempengaruhi Keefektifan Organisasi

Posted on

Konflik adalah suatu proses yang dimulai ketika suatu pihak memiliki persepsi bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama. Konflik dapat terjadi di mana saja, termasuk di dalam organisasi. Namun, apakah konflik selalu berdampak buruk bagi organisasi? Bagaimana konflik mempengaruhi keefektifan organisasi?

Pandangan Tradisional dan Interactionis tentang Konflik

Ada dua pandangan utama tentang konflik dalam organisasi, yaitu pandangan tradisional dan pandangan interactionis. Pandangan tradisional mengasumsikan bahwa semua konflik adalah jelek dan harus dihindari. Konflik hanya merintangi koordinasi dan kerjasama tim yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Konflik juga menyebabkan kekerasan, kehancuran, dan irasionalitas. Oleh karena itu, salah satu tanggung jawab manajemen adalah mencoba memastikan bahwa konflik tidak timbul dan jika terjadi agar bertindak dengan cepat untuk memecahkannya.

Sebaliknya, pandangan interactionis menyatakan bahwa konflik adalah hal yang wajar dan bahkan diperlukan dalam organisasi. Konflik adalah fungsional jika dapat memprakarsai pencarian cara-cara baru dan lebih baik dalam melakukan sesuatu dan mengurangi rasa puas diri dalam organisasi. Konflik juga dapat mendorong semangat kerja dalam menghadapi persaingan, sebagai alat untuk mendiagnosa kemungkinan terjadinya masalah, memacu kreativitas dalam mencari solusi dan berpikir kreatif, menstimulasi karyawan untuk fokus pada tugas, mendapatkan feedback atau mendorong individu yang sebelumnya pasif menjadi aktif, dan sebagai pengaman jika konflik sering terjadi.

Baca Juga:  Berikut Merupakan Prinsip Pengembangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Kecuali

Namun, pandangan interactionis tidak mengatakan bahwa semua konflik adalah fungsional. Ada konflik yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap keefektifan organisasi. Dalam hal demikian, seperti pada pandangan tradisional, manajemen harus berusaha mengurangi konflik tersebut. Pandangan interactionis secara tidak langsung mengatakan adanya peran yang lebih luas bagi manajer dalam menanggapi konflik dibandingkan yang dilakukan pandangan tradisional. Pekerjaan manajer adalah menciptakan suatu lingkungan dimana konflik itu menjadi sehat tetapi tidak diizinkan untuk menjadi ekstrim.

Contoh Kasus Konflik dalam Organisasi

Untuk lebih memahami bagaimana konflik mempengaruhi keefektifan organisasi, berikut adalah beberapa contoh kasus konflik yang terjadi di berbagai organisasi:

Baca Juga:  Bentuk Asesmen yang Sesuai dengan Prinsip Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konflik dapat mempengaruhi keefektifan organisasi secara positif maupun negatif tergantung pada jenis, tingkat, sumber, penyebab, dampak, dan cara penyelesaian konflik tersebut. Konflik dapat menjadi fungsional jika dapat mendorong perubahan, inovasi, kreativitas, semangat kerja, feedback, dan pengaman dalam organisasi.

Pos Terkait: