Kemiskinan adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang di dunia ini. Banyak orang yang merasa khawatir, cemas, dan putus asa karena mengalami kesulitan ekonomi. Mereka berusaha keras untuk mencari nafkah, tetapi seringkali hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Mereka merasa tidak berdaya dan tidak berharga di hadapan Allah.
Namun, apakah sikap seperti itu benar-benar sesuai dengan ajaran Islam? Apakah seorang Muslim seharusnya takut dengan kemiskinan? Apakah seorang Muslim seharusnya merasa rendah diri karena tidak memiliki harta benda yang banyak?
Jawabannya tentu saja tidak. Seorang Muslim seharusnya tidak takut dengan kemiskinan, karena dia adalah hamba dari Allah yang Maha Kaya. Allah adalah sumber segala rezeki, dan Dia telah menjamin rezeki bagi setiap makhluk-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 6:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya…
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk, bahkan binatang melata sekalipun. Lalu bagaimana dengan manusia yang merupakan makhluk paling mulia di antara makhluk-makhluk Allah? Tentu saja Allah juga telah menetapkan rezeki bagi mereka, sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya.
Oleh karena itu, seorang Muslim seharusnya tidak meragukan atau mengeluh tentang rezeki yang diberikan oleh Allah. Seorang Muslim seharusnya bersyukur dan berikhtiar untuk mendapatkan rezeki yang halal dan baik. Seorang Muslim seharusnya percaya bahwa Allah akan memberikan rezeki yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan-Nya.
Seorang Muslim juga seharusnya tidak merasa rendah diri karena kemiskinan. Kemiskinan bukanlah ukuran keberhasilan atau kebahagiaan seseorang. Kemiskinan bukanlah aib atau cela yang harus ditutupi atau disesali. Kemiskinan adalah ujian dan cobaan dari Allah yang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Seorang Muslim harus menyadari bahwa kemuliaan dan kehormatan seseorang tidak ditentukan oleh harta benda yang dimilikinya, tetapi oleh iman dan amal shaleh yang dilakukannya. Seorang Muslim harus menyadari bahwa dia adalah hamba dari Allah yang Maha Kaya, yang tidak membutuhkan apapun dari makhluk-Nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Fatir ayat 15:
Hai manusia, kamu sekalian amat memerlukan kepada Allah, sedang Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kaya, yang tidak bergantung kepada siapa pun atau apa pun. Sedangkan manusia adalah makhluk yang amat memerlukan kepada Allah, baik dalam hal rezeki maupun dalam hal petunjuk dan pertolongan.
Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu bersandar kepada Allah, memohon kepada-Nya, dan berserah diri kepada-Nya. Seorang Muslim harus selalu mengingat bahwa dia adalah hamba dari Allah yang Maha Kaya, yang akan memberikan apa yang terbaik bagi-Nya.
Dengan demikian, seorang Muslim akan merasa tenang, tawakkal, dan optimis dalam menghadapi segala tantangan hidup, termasuk kemiskinan. Seorang Muslim akan merasa cukup, bahagia, dan bersyukur dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya. Seorang Muslim akan merasa mulia, terhormat, dan berharga di hadapan Allah.
Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan iman dan kepercayaan kita kepada Allah yang Maha Kaya. Aamiin.