Religi adalah salah satu aspek kebudayaan yang menarik perhatian para ahli antropologi. Religi berkaitan dengan keyakinan dan perilaku manusia terhadap kekuatan gaib yang dianggap berada di luar kendali manusia. Religi juga mencerminkan cara manusia menafsirkan makna agama dan menjalankan kehidupan keagamaannya dalam keseharian.
Ahli antropologi mengkaji religi dengan menggunakan pendekatan holistik, komparatif, dan kontekstual. Pendekatan holistik berarti melihat religi sebagai bagian dari sistem kebudayaan yang saling terkait dengan aspek-aspek lainnya, seperti lingkungan alam, struktur sosial, struktur kekerabatan, dan sebagainya. Pendekatan komparatif berarti membandingkan religi-religi yang berbeda untuk menemukan persamaan dan perbedaan di antara mereka. Pendekatan kontekstual berarti memahami religi dalam kaitannya dengan ruang dan waktu, serta faktor sosial dan politik yang mempengaruhinya.
Ahli antropologi mengkaji religi dengan menggunakan berbagai metode, seperti observasi partisipan, wawancara mendalam, studi dokumen, survei, dan sebagainya. Metode-metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data empiris tentang keyakinan, upacara, organisasi, dan umat penganut religi. Data-data ini kemudian dianalisis dengan menggunakan teori-teori antropologi untuk menjelaskan fenomena-fenomena religius secara ilmiah.
Ahli antropologi mengkaji religi dengan tujuan untuk memperkaya pengetahuan tentang keragaman budaya manusia. Dengan mempelajari religi-religi yang ada di dunia, ahli antropologi dapat menghargai nilai-nilai dan tradisi yang berbeda-beda. Ahli antropologi juga dapat memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan religi, seperti intoleransi, konflik, radikalisme, dan sebagainya.
Religi adalah salah satu bidang ilmu dalam studi antropologi yang penting dan menarik. Dengan mengkaji religi secara holistik, komparatif, dan kontekstual, ahli antropologi dapat memahami manusia, budaya, dan agama secara lebih mendalam.