Asfiksi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Asfiksi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Posted on

Asfiksi adalah kondisi medis yang ditandai dengan kekurangan oksigen di dalam tubuh akibat gangguan fungsi dan kerja organ pernapasan. Asfiksi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti tersedak, tercekik, paparan asap atau zat kimia, overdosis obat, atau asfiksi pada bayi. Asfiksi merupakan kondisi yang berbahaya dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian jika tidak segera ditangani.

Penyebab Asfiksi

Asfiksi dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

Baca Juga:  Mengapa Pembagian CV Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas?

Gejala Asfiksi

Gejala asfiksi dapat bervariasi tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, dan lama terjadinya kekurangan oksigen. Beberapa gejala umum yang dapat timbul akibat asfiksi adalah:

  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kulit, bibir, atau kuku menjadi biru atau pucat
  • Nyeri dada
  • Batuk
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Mual atau muntah
  • Kelelahan
  • Bingung
  • Gelisah
  • Kehilangan kesadaran
  • Koma

Cara Mengatasi Asfiksi

Asfiksi merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Jika Anda melihat seseorang mengalami asfiksi, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Hubungi bantuan medis secepatnya atau bawa korban ke rumah sakit terdekat.
  • Jika korban tersedak, lakukan manuver Heimlich, yaitu menekan perut korban dengan tangan Anda dari belakang untuk mendorong benda yang menyumbat keluar dari mulut.
  • Jika korban tercekik, lepaskan benda yang menekan leher korban dan buka jalan napasnya dengan mencondongkan kepala ke belakang dan mengangkat dagu ke atas.
  • Jika korban terpapar asap atau zat kimia, pindahkan korban ke tempat yang memiliki udara segar dan bersih. Jika mata, kulit, atau mulut korban terkena zat kimia, bilas dengan air mengalir selama 15 menit.
  • Jika korban overdosis obat, cari tahu jenis obat yang dikonsumsi korban dan beritahu petugas medis. Jika overdosis opioid, berikan nalokson jika tersedia untuk meniadakan efek opioid.
  • Jika korban tidak bernapas atau tidak memiliki denyut nadi, lakukan resusitasi jantung paru (RJP) dengan menekan dada korban sebanyak 100–120 kali per menit dan memberikan napas buatan dengan mulut ke mulut atau menggunakan masker.
  • Jika korban bernapas dan memiliki denyut nadi, letakkan korban dalam posisi miring untuk mencegah muntahan masuk ke saluran napas. Tutupi korban dengan selimut untuk menjaga suhu tubuhnya.
Baca Juga:  Uraian Tentang Ragam Hias Seni Ukir pada Masa Islam

Pencegahan Asfiksi

Asfiksi dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut:

Pos Terkait:
Baca Juga:  Bagaimana Pedagang Arab dan Gujarat Menyebarkan Islam di Indonesia