Belakangan ini, aplikasi untuk pembelajaran semakin banyak digunakan di berbagai kalangan, baik di sekolah, kampus, maupun di rumah. Ada dua jenis aplikasi pembelajaran, yaitu aplikasi terbuka dan tertutup. Namun, apa sebenarnya perbedaan antara kedua aplikasi tersebut dan contohnya? Berikut penjelasannya.
Aplikasi Terbuka
Aplikasi terbuka adalah aplikasi yang sumber kodenya dapat diakses secara bebas oleh siapa saja. Artinya, siapa saja dapat melihat, mempelajari, mengubah, atau menyebarluaskan aplikasi tersebut tanpa ada batasan. Biasanya, aplikasi terbuka dibuat oleh komunitas pengembang yang ingin memberikan sumbangsih bagi pengguna lainnya.
Salah satu contoh aplikasi terbuka adalah Moodle, sebuah platform pembelajaran daring yang dapat digunakan oleh siapa saja secara gratis. Moodle memiliki berbagai fitur yang memudahkan pengguna untuk membuat dan mengelola kursus online, seperti forum diskusi, tugas, dan ujian online.
Keuntungan menggunakan aplikasi terbuka adalah pengguna dapat mengakses sumber kode dan memodifikasinya sesuai kebutuhan. Selain itu, pengguna juga dapat berpartisipasi dalam pengembangan aplikasi dengan memberikan masukan atau membuat modul tambahan yang berguna.
Aplikasi Tertutup
Aplikasi tertutup adalah aplikasi yang sumber kodenya tidak dapat diakses secara bebas oleh siapa saja. Artinya, hanya pemilik aplikasi atau tim pengembang yang dapat melihat dan mengubah kode aplikasi tersebut. Biasanya, aplikasi tertutup dibuat oleh perusahaan atau developer yang ingin menjaga kerahasiaan atau memonopoli penggunaan aplikasi tersebut.
Salah satu contoh aplikasi tertutup adalah Blackboard, sebuah platform pembelajaran daring yang digunakan oleh banyak institusi pendidikan di seluruh dunia. Blackboard memiliki berbagai fitur yang memudahkan pengajar dan siswa dalam mengelola kursus, seperti pengelolaan materi, diskusi, dan tugas.
Keuntungan menggunakan aplikasi tertutup adalah pengguna tidak perlu repot-repot memodifikasi kode aplikasi karena fitur dan tampilan sudah disediakan oleh pengembang. Selain itu, pengguna juga dapat mengandalkan dukungan teknis dari pengembang jika mengalami masalah atau kesulitan dalam menggunakan aplikasi.
Perbedaan Aplikasi Terbuka dan Tertutup
Perbedaan mendasar antara aplikasi terbuka dan tertutup adalah pada aksesibilitas kode sumbernya. Aplikasi terbuka dapat diakses dan dimodifikasi oleh siapa saja, sedangkan aplikasi tertutup hanya dapat diakses dan dimodifikasi oleh pengembang atau pemilik aplikasi.
Selain itu, aplikasi terbuka lebih fleksibel dalam penggunaannya karena dapat diubah sesuai kebutuhan pengguna. Sedangkan aplikasi tertutup terbatas dalam penggunaannya karena hanya mengandalkan fitur dan tampilan yang disediakan oleh pengembang.
Contoh Penggunaan Aplikasi Terbuka dan Tertutup dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran, baik aplikasi terbuka maupun tertutup dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengguna. Berikut adalah contoh penggunaannya:
-
- Aplikasi Terbuka
Sebagai contoh, jika seorang guru ingin membuat kursus online yang menarik dan interaktif, ia dapat menggunakan aplikasi terbuka seperti Moodle. Moodle memiliki berbagai fitur yang membantu guru dalam membuat materi, tugas, dan ujian online yang menarik dan mudah diakses oleh siswa.
-
- Aplikasi Tertutup
Sebagai contoh, jika sebuah universitas ingin menggunakan sistem manajemen pembelajaran yang terintegrasi dengan sistem keuangan dan administrasi, mereka dapat menggunakan aplikasi tertutup seperti Blackboard. Blackboard memiliki fitur yang lengkap dan dukungan teknis yang handal untuk memudahkan pengguna dalam mengelola kursus dan administrasi universitas.
Kesimpulan
Secara umum, aplikasi terbuka dan tertutup memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penggunaannya dalam pembelajaran. Pengguna dapat memilih aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Namun, perlu diingat bahwa aplikasi pembelajaran hanyalah alat bantu, yang lebih penting adalah cara penggunaannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.