Tubuh manusia memiliki sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari berbagai macam antigen, yaitu zat asing yang dapat menyebabkan penyakit. Sistem pertahanan tubuh ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik. Apa perbedaan antara kedua jenis pertahanan tubuh ini? Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Pertahanan Nonspesifik
Pertahanan nonspesifik adalah pertahanan tubuh yang bersifat bawaan sejak lahir dan dapat merespon segala macam antigen yang masuk ke dalam tubuh tanpa membedakan jenisnya. Pertahanan nonspesifik bekerja dengan cara menghalangi, menangkap, dan menghancurkan antigen sebelum mereka dapat menimbulkan infeksi. Pertahanan nonspesifik terdiri dari dua bagian, yaitu eksternal dan internal.
Pertahanan Nonspesifik Eksternal
Pertahanan nonspesifik eksternal adalah pertahanan tubuh yang berada di bagian luar tubuh dan berperan sebagai penghalang fisik, mekanis, dan kimia terhadap antigen. Contoh pertahanan nonspesifik eksternal adalah:
- Kulit: Kulit merupakan lapisan terluar tubuh yang sangat rapat dan tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus. Kulit juga memiliki pH asam dan suhu rendah yang tidak cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, kulit juga mengeluarkan keringat dan minyak yang mengandung zat antibakteri.
- Membran mukosa: Membran mukosa adalah lapisan selaput lendir yang melapisi organ-organ dalam tubuh, seperti saluran pernapasan, pencernaan, dan kemih. Membran mukosa dapat menghasilkan lendir yang berfungsi untuk menangkap dan mengeluarkan antigen. Selain itu, membran mukosa juga memiliki silia, yaitu rambut-rambut halus yang dapat menggerakkan lendir ke arah luar.
- Kelenjar air mata: Kelenjar air mata adalah kelenjar yang menghasilkan air mata yang berfungsi untuk membersihkan mata dari debu, kotoran, atau mikroorganisme yang masuk ke mata. Air mata juga mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri.
Pertahanan Nonspesifik Internal
Pertahanan nonspesifik internal adalah pertahanan tubuh yang berada di dalam tubuh dan berperan sebagai penyerang dan penghancur antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh. Contoh pertahanan nonspesifik internal adalah:
- Sel darah putih: Sel darah putih adalah sel-sel darah yang bertugas untuk melawan infeksi. Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis, antara lain neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Masing-masing jenis sel darah putih memiliki cara kerja yang berbeda dalam menangani antigen, seperti fagositosis (menelan), degranulasi (melepaskan zat kimia), atau sitotoksisitas (membunuh sel target).
- Protein komplemen: Protein komplemen adalah protein-protein plasma darah yang dapat diaktifkan oleh antigen. Protein komplemen bekerja dengan cara membentuk lubang pada membran sel antigen, mengikat antigen agar mudah ditelan oleh sel darah putih, atau merangsang proses peradangan.
- Interferon: Interferon adalah protein yang dihasilkan oleh sel-sel yang terinfeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi virus di dalam sel, mengaktifkan sel darah putih, dan meningkatkan kemampuan sel untuk mengenali antigen.
- Sistem peradangan: Sistem peradangan adalah reaksi tubuh yang terjadi ketika terjadi cedera atau infeksi. Sistem peradangan melibatkan berbagai faktor, seperti pembuluh darah, sel darah putih, protein komplemen, dan zat kimia lainnya. Sistem peradangan bertujuan untuk mengisolasi dan menghancurkan antigen, membersihkan jaringan yang rusak, dan memulihkan fungsi jaringan.
Pertahanan Spesifik
Pertahanan spesifik adalah pertahanan tubuh yang bersifat adaptif dan dapat merespon antigen tertentu dengan cara yang spesifik. Pertahanan spesifik bekerja dengan cara mengenali, mengingat, dan mengeliminasi antigen dengan bantuan antibodi dan sel-sel imun. Pertahanan spesifik terdiri dari dua jenis, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler.
Imunitas Humoral
Imunitas humoral adalah imunitas yang melibatkan antibodi sebagai senjata utama untuk melawan antigen. Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sel-sel B (jenis limfosit) yang dapat mengikat antigen secara spesifik. Antibodi bekerja dengan cara menetralisir antigen, mengaglutinasi antigen, atau mempermudah fagositosis antigen. Imunitas humoral efektif melawan antigen yang berada di luar sel, seperti bakteri, virus bebas, atau toksin.
Imunitas Seluler
Imunitas seluler adalah imunitas yang melibatkan sel-sel T (jenis limfosit) sebagai senjata utama untuk melawan antigen. Sel-sel T terdiri dari beberapa jenis, antara lain sel T pembantu, sel T sitotoksik, sel T penekan, dan sel T memori. Masing-masing jenis sel T memiliki fungsi yang berbeda, seperti membantu aktivasi sel-sel B dan sel-sel T lainnya, membunuh sel-sel yang terinfeksi antigen, mengatur respon imun, atau mengingat antigen yang pernah ditemui. Imunitas seluler efektif melawan antigen yang berada di dalam sel, seperti virus, bakteri intraseluler, atau sel kanker.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara pertahanan nonspesifik dengan pertahanan spesifik adalah sebagai berikut:
- Pertahanan nonspesifik adalah pertahanan tubuh yang bersifat bawaan sejak lahir dan dapat merespon segala macam antigen tanpa membedakan jenisnya. Pertahanan spesifik adalah pertahanan tubuh yang bersifat adaptif dan dapat merespon antigen tertentu dengan cara yang spesifik.
- Pertahanan nonspesifik bekerja dengan cara menghalangi, menangkap, dan menghancurkan antigen sebelum mereka dapat menimbulkan infeksi. Pertahanan spesifik bekerja dengan cara mengenali, mengingat, dan mengeliminasi antigen dengan bantuan antibodi dan sel-sel imun.
- Pertahanan nonspesifik terdiri dari dua bagian, yaitu eksternal dan internal. Pertahanan spesifik terdiri dari dua jenis, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler.