Apa yang Disebut dengan Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka?

Apa yang Disebut dengan Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka?

Posted on

Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep inovatif dalam dunia pendidikan di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada guru dalam merancang metode dan materi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif. Salah satu aspek penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka adalah proses asesmen atau penilaian.

Asesmen kurikulum merdeka adalah proses evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah Indonesia untuk menentukan apakah kurikulum tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan standar pendidikan yang telah ditetapkan. Asesmen juga berfungsi untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa secara efektif, objektif, dan akurat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa yang disebut dengan proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka, mulai dari tahapan, prinsip, bentuk, hingga manfaatnya. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Tahapan Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

  • Perencanaan Asesmen. Tahapan ini melibatkan guru dalam merancang instrumen asesmen yang sesuai dengan kompetensi yang ingin diukur. Guru harus mempertimbangkan metode dan alat yang cocok, seperti tes tertulis, penugasan proyek, observasi, atau portofolio. Selain itu, dalam perencanaan asesmen juga perlu dipikirkan waktu dan metode pelaksanaannya.
  • Pelaksanaan Asesmen. Setelah perencanaan selesai, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan asesmen. Guru akan memberikan instrumen asesmen kepada siswa sesuai dengan kompetensi yang ingin diukur. Selama proses ini, guru perlu memastikan kondisi yang kondusif dan memberikan arahan yang jelas kepada siswa.
  • Pengolahan dan Interpretasi Data Asesmen. Setelah semua instrumen asesmen dikumpulkan, guru akan melakukan pengolahan dan interpretasi data. Hal ini melibatkan analisis dan pengklasifikasian hasil asesmen berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kemajuan belajar siswa dan kemampuan mereka dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan.
  • Pemberian Umpan Balik. Salah satu tujuan utama asesmen dalam Kurikulum Merdeka adalah memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa. Guru perlu memberikan umpan balik yang konstruktif dan jelas mengenai kemajuan belajar siswa. Umpan balik ini dapat berupa pujian atas prestasi yang telah dicapai, saran untuk perbaikan, atau arahan untuk pengembangan lebih lanjut.
  • Penggunaan Data Asesmen. Tahapan terakhir adalah penggunaan data asesmen untuk kepentingan pembelajaran selanjutnya. Data asesmen dapat digunakan oleh guru untuk menyusun rencana tindak lanjut, menyesuaikan metode dan materi pembelajaran, atau merevisi kurikulum jika diperlukan. Data asesmen juga dapat digunakan oleh siswa untuk merefleksikan proses belajar mereka dan menentukan strategi belajar yang lebih efektif.
Baca Juga:  Mengapa Pembagian CP Menggunakan Sistem Fase Bukan Kelas?

Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Dalam melakukan proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu:

  • Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran. Asesmen tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran sebagai sistem penilaian semata, tetapi juga di awal dan selama pembelajaran sebagai bahan umpan balik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Asesmen juga melibatkan partisipasi aktif dari siswa dan orang tua/wali.
  • Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen. Asesmen harus memiliki tujuan yang jelas dan sesuai dengan kompetensi yang ingin diukur. Asesmen juga harus menggunakan metode dan alat yang tepat dan bervariasi sesuai dengan konteks pembelajaran. Hasil asesmen harus digunakan sesuai dengan fungsinya, misalnya untuk umpan balik pembelajaran atau pelaporan hasil belajar.
  • Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable). Asesmen harus memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka tanpa diskriminasi atau bias. Asesmen juga harus proporsional dengan beban belajar siswa dan relevan dengan materi pembelajaran. Selain itu, asesmen harus valid dalam mengukur kompetensi yang ditetapkan dan reliable dalam menghasilkan data yang konsisten.
  • Asesmen bersifat sederhana dan informatif. Laporan hasil asesmen harus disajikan secara sederhana namun informatif agar mudah dipahami oleh siswa, orang tua/wali, maupun pihak lain yang berkepentingan. Laporan hasil asesmen harus mencakup informasi tentang kemajuan belajar siswa, pencapaian kompetensi siswa, kekuatan dan kelemahan siswa, serta rekomendasi untuk pengembangan lebih lanjut.
  • Asesmen bersifat fleksibel dan adaptif. Asesmen harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pembelajaran yang dinamis dan beragam. Guru harus mampu memodifikasi atau mengganti instrumen asesmen jika diperlukan untuk menjamin validitas dan reliabilitasnya. Guru juga harus mampu memilih waktu dan tempat pelaksanaan asesmen sesuai dengan situasi dan kondisi siswa.
Baca Juga:  Adonan Kue: Materi Dalam Campuran Homogen

Bentuk Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Dalam Kurikulum Merdeka, ada beberapa bentuk asesmen yang dapat digunakan oleh guru untuk mengukur kemampuan dan keterampilan siswa secara komprehensif, yaitu:

  • Asesmen Formatif. Asesmen formatif adalah bentuk asesmen yang dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa mengenai kemajuan belajar siswa serta membantu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam pengajaran dan pembelajaran. Contoh teknik asesmen formatif adalah observasi kelas, diskusi kelompok, penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, portofolio, jurnal belajar, dll.
  • Asesmen Sumatif. Asesmen sumatif adalah bentuk asesan yang dilakukan pada akhir suatu unit atau periode pembelajaran untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa secara akhir berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Contoh teknik asesan sumatif adalah tes tertulis (pilihan ganda, uraian, dll), tes lisan (wawancara, presentasi, dll), tes praktik (demonstrasi, simulasi, dll), penugasan proyek (makalah, poster, video, dll), dll.
  • Asesen Otentik (Authentic Assessment). Asesen otentik adalah bentuk asesen yang mengukur kemampuan siswa dalam melakukan tugas-tugas nyata atau otentik yang relevan dengan konteks kehidupan nyata atau dunia kerja. Contoh teknik asesen otentik adalah penilaian kinerja (performance assessment), penilaian produk (product assessment), penilaian portofolio (portfolio assessment), penilaian berbasis kriteria (criterion-referenced assessment), dll.
Baca Juga:  Bagaimana Cara Anda Menumbuhkan dan Melatih Budi Pekerti Murid Selama Ini?

Manfaat Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Melakukan proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka memiliki banyak manfaat, baik bagi guru, siswa, maupun orang tua/wali. Berikut adalah beberapa manfaat asesmen dalam Kurikulum Merdeka :

Demikianlah penjelasan tentang apa yang disebut dengan proses asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang konsep inovatif ini. Jika Anda memiliki pertanyaan atau tanggapan, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca!

Pos Terkait: