Pengertian Tembang
Tembang merupakan salah satu bentuk puisi lama dalam sastra Jawa yang memiliki kekayaan budaya yang tinggi. Tembang sering diartikan sebagai nyanyian atau lagu yang berisi pesan-pesan moral, kebijaksanaan, atau cerita-cerita yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Tembang bukan hanya sekadar karya sastra, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Dalam tembang, terdapat keindahan bahasa dan kesantunan yang menjadi pesona tersendiri.
Sejarah Tembang
Tembang telah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Pada masa itu, tembang digunakan sebagai sarana penyebaran ajaran agama Hindu dan Buddha. Tembang juga menjadi media untuk mengabadikan karya-karya sastra dan sejarah kerajaan. Kehadiran tembang dalam kehidupan masyarakat Jawa tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai sarana pendidikan dan penyebaran nilai-nilai kehidupan yang luhur.
Tembang pada Masa Kerajaan Mataram Kuno
Pada masa kerajaan Mataram Kuno, tembang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan-pesan agama Hindu dan Buddha. Tembang pada masa itu berisi tentang ajaran-ajaran agama, kisah-kisah pahlawan, atau kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan. Tembang menjadi salah satu alat penyebaran budaya dan agama yang efektif pada masa tersebut.
Tembang pada Masa Kerajaan Majapahit
Pada masa kerajaan Majapahit, tembang berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaannya. Tembang pada masa ini banyak mengangkat kisah-kisah cinta, keindahan alam, dan nasihat-nasihat bijak. Tembang pada masa Majapahit memiliki kekayaan bahasa dan makna yang mendalam. Kehadiran tembang pada masa ini juga terkait erat dengan perkembangan puisi Jawa seperti macapat dan kinanthi.
Tembang pada Masa Kerajaan Mataram Islam
Pada masa kerajaan Mataram Islam, tembang masih tetap eksis meskipun terjadi pergeseran dalam penggunaannya. Tembang pada masa ini lebih banyak berisi tentang pujian kepada Nabi Muhammad SAW, nasihat-nasihat keagamaan, dan pengenalan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas. Tembang pada masa ini menjadi salah satu medium untuk menyebarkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa.
Tembang pada Masa Kolonial Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, tembang mengalami penurunan popularitasnya. Meskipun demikian, tembang masih bertahan dan dijaga oleh sejumlah pujangga Jawa. Tembang pada masa ini lebih banyak berisi tentang kritik sosial terhadap keadaan kolonial, semangat perjuangan, dan kecintaan terhadap tanah air.
Tembang pada Masa Kemerdekaan
Setelah kemerdekaan Indonesia, tembang masih terus hidup dan berkembang. Tembang pada masa ini lebih banyak berisi tentang semangat nasionalisme, cinta tanah air, dan pengharapan akan masa depan yang lebih baik. Tembang pada masa ini menjadi sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Ciri-ciri Tembang
Terdapat beberapa ciri-ciri tembang yang dapat dikenali. Ciri-ciri tersebut menjadi identitas dari tembang itu sendiri. Dengan mengenal ciri-ciri tembang, kita dapat membedakannya dengan bentuk puisi atau lagu lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri tembang:
Terdiri dari Bait-bait dengan Jumlah yang Tetap
Tembang terdiri dari serangkaian bait-bait yang memiliki jumlah yang tetap. Jumlah bait dalam tembang dapat berbeda-beda tergantung pada jenis tembangnya. Bait-bait dalam tembang juga memiliki pola dan irama yang khas.
Menggunakan Bentuk Guritan dengan Jumlah Aksara Tertentu
Tembang menggunakan bentuk guritan sebagai ciri khasnya. Guritan merupakan pengelompokan aksara-aksara dalam setiap baris tembang. Jumlah aksara dalam setiap baris tembang juga memiliki ketentuan tertentu. Guritan ini memberikan keunikan dalam penyusunan tembang.
Terdapat Penggunaan Sajak dan Pupuh dalam Penyusunannya
Tembang menggunakan sajak dan pupuh dalam penyusunannya. Sajak dalam tembang berfungsi untuk memberikan irama dan ritme yang indah dalam pembacaan atau pengucapan tembang. Pupuh, di sisi lain, memberikan kerangka metrik dan ritmis bagi tembang.
Mengandung Makna yang Mendalam dan Sarat dengan Nilai-nilai Kehidupan
Tembang tidak hanya sekadar kumpulan kata-kata yang indah, tetapi juga mengandung makna yang mendalam. Setiap bait dan baris tembang memiliki pesan tersendiri yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Tembang juga sarat dengan nilai-nilai kehidupan yang dapat memberikan inspirasi dan petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Menggunakan Bahasa yang Indah dan Khas
Bahasa yang digunakan dalam tembang memiliki keindahan tersendiri. Bahasa Jawa yang dipadukan dengan metafora, peribahasa, dan gaya bahasa khas membuat tembang menjadi karya sastra yang memukau. Penggunaan bahasa yang indah ini menambah daya tarik dan keunikan dari tembang itu sendiri.
Jenis-jenis Tembang
Ada beberapa jenis tembang yang biasa ditemui dalam sastra Jawa. Setiap jenis tembang memiliki ciri khas dan kegunaannya masing-masing. Dalam pengaplikasiannya, jenis-jenis tembang ini dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada pembaca atau pendengar. Berikut adalah beberapa jenis tembang:
Tembang Macapat
Tembang macapat merupakan jenis tembang yang memiliki ciri khas dalam penggunaan guritan dan pupuh. Tembang macapat biasanya digunakan dalam pembacaan tembang pada acara-acara adat atau upacara keagamaan. Tembang macapat juga sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan nasihat kehidupan.
Tembang Durma
Tembang durma merupakan jenis tembang yang memiliki irama dan ritme yang khas. Tembang durma biasanya digunakan dalam pengiringan tarian tradisional atau pertunjukan seni budaya Jawa. Tembang durma juga sering mengangkat cerita-cerita yang berhubungan dengan mitologi atau sejarah Jawa.
Tembang Maskumambang
Tembang maskumambang merupakan jenis tembang yang memiliki tema cinta dan keindahan alam. Tembang maskumambang sering mengisahkan kisah-kisah cinta yang penuh warna dan memikat hati. Tembang ini digunakan dalam berbagai acara seperti pernikahan, pertunjukan seni, atau acara kebudayaan lainnya.
Tembang Megatruh
Tembang megatruh merupakan jenis tembang yang memiliki pesan-pesan kehidupan dan nasihat bijak. Tembang megatruh sering digunakan dalam acara-acara adat atau upacara keagamaan. Pesan-pesan yang terkandung dalam tembang megatruh memberikan inspirasi dan petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Tembang Kinanthi
Tembang kinanthi merupakan jenis tembang yang mengangkat cerita-cerita tentang kehidupan sehari-hari. Tembang kinanthi sering mengisahkan kisah-kisah tentang kehidupan masyarakat Jawa, seperti kisah petaniatau kisah-kisah tentang kehidupan di pedesaan. Tembang ini memberikan gambaran yang nyata tentang kehidupan masyarakat Jawa pada masa lampau dan dapat menjadi sumber pengetahuan mengenai budaya dan kehidupan di Jawa.
Tembang Gambuh
Tembang gambuh merupakan jenis tembang yang biasanya digunakan dalam pertunjukan wayang. Tembang gambuh mengisahkan kisah-kisah pewayangan yang legendaris, seperti Ramayana atau Mahabharata. Tembang ini memiliki irama yang khas dan dapat menghidupkan suasana dalam pertunjukan wayang.
Apa Yang Dimaksud dengan Sasmitane Tembang
Sasmitane tembang adalah bagian dari tembang yang berisi pesan moral atau nasihat yang ingin disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Sasmitane tembang merupakan inti dari tembang itu sendiri, di mana terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam sasmitane tembang, terdapat pesan-pesan yang mendalam tentang kebijaksanaan, cinta, persahabatan, dan nilai-nilai luhur lainnya.
Keunikan Sasmitane Tembang
Sasmitane tembang memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan jenis puisi atau lagu lainnya. Keunikan tersebut terletak pada cara penyampaian pesan-pesan moral dan nasihat dalam bahasa yang indah dan penuh makna. Penggunaan kata-kata yang khas dan pilihan kata yang tepat membuat sasmitane tembang dapat menggugah perasaan dan memberikan inspirasi kepada pembaca atau pendengar. Sasmitane tembang juga mampu menghadirkan suasana yang mendalam dan memikat hati melalui keindahan bahasa dan makna yang terkandung di dalamnya.
Contoh Sasmitane Tembang
Berikut ini adalah contoh sasmitane tembang yang dapat menginspirasi kita dalam menjalani kehidupan:
Sasmitane Tembang 1
“Dhawuh kang kawasa dumateng kawula,Sabelemane kang asring dijegur.Kawula gugah saka sasmitane,Kang bakal ngendika, kang bakal ngelami.”
Artinya:
“Hendaklah engkau mengingat pesan yang telah disampaikan,Agar kekeliruan yang sering terjadi dapat dihindari.Dari pesan tersebut, aku terinspirasi,Akan berbicara, akan berbuat.”
Sasmitane Tembang 2
“Ing ngarso sung tulodo,Ing madyo mangun karso,Tut wuri handayani.”
Artinya:
“Di depan memberi teladan,Di tengah memberi semangat,Di belakang memberi dorongan.”
Sasmitane Tembang 3
“Lan wong kang tinemu,Ora kudu dianggep rodo.Tan kanthi rasa sejati,Urip ora kudu keji.”
Artinya:
“Dan orang yang kita temui,Tidak perlu dianggap rendah.Dengan rasa yang tulus,Hidup tidak harus jahat.”
Keberlanjutan Pesan Tembang dalam Kehidupan Modern
Meskipun tembang berasal dari zaman yang sudah lama, pesan-pesan yang terkandung dalam tembang masih relevan dalam kehidupan modern saat ini. Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam sasmitane tembang dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. Meskipun zaman dan budaya telah berubah, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tembang tetap berharga dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Pesan-pesan tembang tentang kebijaksanaan, cinta kasih, persahabatan, dan nilai-nilai luhur lainnya dapat membantu kita dalam menghadapi berbagai tantangan dan konflik dalam kehidupan. Sasmitane tembang mengajarkan kita untuk berpikir dengan bijak, bertindak dengan penuh kasih sayang, dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, pesan-pesan tembang menjadi pengingat yang berharga untuk tetap menghargai nilai-nilai manusiawi.
Oleh karena itu, walaupun zaman terus berubah, tembang dengan sasmitane-nya tetap memiliki tempat yang istimewa dalam hati masyarakat. Karya-karya tembang yang indah dan penuh makna ini menjadi warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui tembang, kita dapat menjaga identitas budaya kita sendiri dan menghargai kekayaan sastra Jawa yang telah ada sejak zaman dulu.
Jadi, mari kita terus menghargai dan menyebarkan keindahan tembang serta pesan-pesan berharga yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, kita dapat memperkaya kehidupan kita dan mewariskan nilai-nilai kehidupan yang baik kepada generasi mendatang.