Apa Nama Kepanduan Saat Masa Hindia Belanda?

Apa Nama Kepanduan Saat Masa Hindia Belanda?

Posted on

Kepanduan adalah salah satu bentuk organisasi pendidikan nonformal yang bertujuan untuk membentuk karakter dan keterampilan anggotanya melalui berbagai kegiatan di alam terbuka. Kepanduan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda.

Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV)

Nama kepanduan saat masa Hindia Belanda adalah Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV), yang artinya Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda. Organisasi ini didirikan pada tahun 1916 sebagai cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO), yang merupakan organisasi kepanduan Belanda.

NIPV merupakan organisasi kepanduan yang eksklusif untuk pandu-pandu keturunan Belanda atau Eropa, sedangkan pribumi dilarang untuk bergabung karena dianggap berpotensi menimbulkan gerakan nasionalisme. NIPV memiliki kwartir besar di Batavia (sekarang Jakarta) dan cabang-cabang di kota-kota besar lainnya seperti Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Javaansche Padvinders Organisatie (JPO)

Sebagai reaksi terhadap diskriminasi yang dilakukan oleh NIPV, pada tahun 1916 pula didirikan organisasi kepanduan pertama yang sepenuhnya terdiri dari pandu-pandu bumiputera, yaitu Javaansche Padvinders Organisatie (JPO), yang artinya Organisasi Pandu-Pandu Jawa. Organisasi ini diprakarsai oleh Sultan Mangkunegara VII dari Surakarta, yang merupakan salah satu tokoh nasionalis dan pendukung gerakan Sumpah Pemuda.

Baca Juga:  Pokok Persoalan yang Dikembangkan dalam Teks Drama Disebut Tema

JPO memiliki semangat untuk membangkitkan kesadaran dan kebanggaan akan identitas bangsa Indonesia di kalangan pemuda. JPO juga membuka diri untuk menerima anggota dari berbagai suku dan agama, tidak hanya Jawa. JPO menjadi inspirasi bagi berdirinya organisasi kepanduan lainnya yang berbasis agama, kesukuan, atau ideologi.

Perkembangan Kepanduan di Indonesia

Kepanduan di Indonesia berkembang pesat seiring dengan meningkatnya semangat perjuangan kemerdekaan. Beberapa organisasi kepanduan yang muncul antara lain adalah Hizbul Wathan (Muhammadiyah), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia, dan Kepanduan Masehi Indonesia.

Kepanduan di Indonesia juga mendapat perhatian dari Bapak Pandu Sedunia, Lord Baden-Powell, yang mengunjungi Batavia, Semarang, dan Surabaya pada tahun 1934 bersama istrinya dan anak-anaknya. Selain itu, beberapa pandu Indonesia juga pernah mengikuti Jambore Dunia di Hungaria (1933) dan Belanda (1937).

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, para tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia, yang kemudian mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta pada 27-29 Desember 1945. Kongres ini menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia .

Baca Juga:  Sebutkan 4 Peran Penting dalam Permainan Bola Voli

Namun, Pandu Rakyat Indonesia tidak bertahan lama karena terkena dampak dari agresi militer Belanda pada tahun 1948. Akhirnya, pada 14 Agustus 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 tentang Pembentukan Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan nasional yang wajib diikuti oleh seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia .

Kesimpulan

Nama kepanduan saat masa Hindia Belanda adalah Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) untuk pandu-pandu keturunan Belanda atau Eropa, dan Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) untuk pandu-pandu bumiputera. Kedua organisasi ini merupakan cikal bakal dari berbagai organisasi kepanduan yang berkembang di Indonesia hingga akhirnya menjadi Gerakan Pramuka pada tahun 1961.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *