Apa Itu Mukhabarah? Pelayanan Ekonomi di Bidang Pertanian yang Sesuai Syariah

Apa Itu Mukhabarah? Pelayanan Ekonomi di Bidang Pertanian yang Sesuai Syariah

Posted on

Mukhabarah adalah salah satu bentuk kerjasama ekonomi di bidang pertanian yang sesuai dengan syariah Islam. Dalam mukhabarah, pemilik lahan (sawah, ladang, atau kebun) bekerja sama dengan penggarap lahan dengan menyediakan benih tanaman. Pembagian hasil panen dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak secara adil.

Mukhabarah merupakan salah satu jenis akad syirkah (kerjasama) yang termasuk dalam fiqh muamalah (hukum transaksi). Akad syirkah adalah akad yang mengatur tentang pembagian keuntungan dan kerugian antara dua pihak atau lebih yang saling bekerja sama dalam suatu usaha.

Mukhabarah biasanya dilakukan pada perkebunan yang benihnya cukup mahal, seperti cengkeh, pala, atau vanili. Namun tidak menutup kemungkinan pada tanaman yang benihnya relatif murah pun dilakukan kerjasama mukhabarah.

Dasar Hukum Mukhabarah

Mukhabarah memiliki dasar hukum dari Alquran dan hadis. Dalam Alquran surat al-Maidah ayat 1, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.” (QS. al-Maidah: 1)

Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang beriman harus menepati janji dan perjanjian yang telah disepakati, termasuk dalam hal mukhabarah.

Baca Juga:  Apa Peristiwa Dunia yang Menandai Berkembangnya IPTEK di Sektor Pertanian?

Dalam hadis riwayat Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمُحَاقَلَةِ وَالْمُزَابَنَةِ وَالْمُخَابَرَةِ وَعَنِ الثُّنَايَا إِلاَّ أَنْ تُعْلَمَ

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang muhaqalah, muzabanah, mukhabarah, dan tsunaya (jual beli dengan cara pengecualian) kecuali jika yang dikecualikan itu sudah diketahui.” (HR. Abu Dawud no. 3509)

Hadis ini menunjukkan bahwa mukhabarah diperbolehkan asalkan ada kesepakatan dan kejelasan antara kedua belah pihak tentang pembagian hasil panen.

Syarat dan Rukun Mukhabarah

Syarat dan rukun mukhabarah adalah sebagai berikut:

  • Rukun mukhabarah terdiri dari:
    • Sighah (ijab dan qabul) yaitu ucapan persetujuan dari kedua belah pihak.
    • Aqidain (dua pihak yang berakad) yaitu pemilik lahan dan penggarap lahan.
    • Ma’qud ‘alaih (objek akad) yaitu lahan dan benih tanaman.
    • Shighat al-mu’awadhat (bentuk kerjasama) yaitu pembagian hasil panen sesuai kesepakatan.
  • Syarat mukhabarah terdiri dari:
Baca Juga:  Negara Anggota ASEAN yang Kegiatannya Perekonomiaan Tidak Didukung oleh Pertanian Yaitu Singapura

Keuntungan dan Manfaat Mukhabarah

Mukhabarah memiliki beberapa keuntungan dan manfaat bagi kedua belah pihak yang terlibat dalam akad, yaitu:

  • Bagi pemilik lahan:
  • Bagi penggarap lahan:
    • Mendapatkan lahan untuk digarap tanpa harus membeli atau menyewa.
    • Mendapatkan benih tanaman dari pemilik lahan tanpa harus membeli sendiri.
    • Mendapatkan bagian hasil panen sesuai kesepakatan.
    • Mendapatkan pengalaman dan ilmu dalam bercocok tanam.

Contoh Mukhabarah

Berikut ini adalah contoh mukhabarah dalam praktiknya:

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *