Virus Influenza Bisa Menjadi Kematian Karena

Virus Influenza Bisa Menjadi Kematian Karena

Posted on

Virus influenza atau flu adalah salah satu penyakit yang menyerang sistem pernapasan manusia. Penyakit ini dapat menular melalui udara atau kontak dengan benda yang terpapar virus. Gejala yang ditimbulkan oleh virus influenza antara lain demam, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas. Meskipun sebagian besar kasus flu dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari, namun ada juga yang berisiko mengalami komplikasi yang berbahaya hingga menyebabkan kematian.

Lalu, apa saja faktor-faktor yang membuat virus influenza bisa menjadi kematian karena?

Penyebab Kematian Akibat Virus Influenza

Menurut ilmuwan senior dari Pusat Keamanan Kesehatan di Baltimore, Amerika, Amesh Adalja, virus influenza bisa menyebabkan kematian secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung, virus influenza bisa menyebabkan peradangan hebat di paru-paru yang mengganggu fungsi pernapasan. Hal ini dapat menyebabkan gagal napas atau sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). ARDS adalah kondisi yang ditandai dengan kebocoran cairan di paru-paru yang mengurangi kemampuan oksigen untuk masuk ke darah. ARDS dapat memicu gagal organ dan kematian.

Baca Juga:  UMKM dan Koperasi Lebih Kuat Bertahan dari Krisis Ekonomi 1997/98 dan 2008

Secara tidak langsung, virus influenza bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuatnya rentan terhadap infeksi bakteri lainnya. Salah satu infeksi bakteri yang sering terjadi akibat flu adalah pneumonia atau radang paru-paru. Pneumonia adalah penyebab utama kematian akibat flu di seluruh dunia. Pneumonia dapat menyebabkan demam tinggi, batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, dan syok septik.

Selain pneumonia, komplikasi lain yang bisa terjadi akibat flu adalah infeksi telinga, sinusitis, bronkitis, miokarditis (radang otot jantung), ensefalitis (radang otak), dan sepsis (infeksi darah). Komplikasi-komplikasi ini dapat memperburuk kondisi kesehatan seseorang dan meningkatkan risiko kematian.

Faktor Risiko Kematian Akibat Virus Influenza

Tidak semua orang yang terkena flu akan mengalami komplikasi yang berujung pada kematian. Ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan mengalami hal tersebut. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain:

  • Usia lanjut (di atas 65 tahun) atau usia muda (di bawah 5 tahun)
  • Hamil atau baru melahirkan dalam 2 minggu terakhir
  • Memiliki penyakit kronis seperti diabetes, asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
  • Memiliki gangguan imun seperti HIV/AIDS, kanker, atau penggunaan obat imunosupresan
  • Memiliki obesitas atau kelebihan berat badan
  • Merokok atau terpapar asap rokok
Baca Juga:  Makna Kalimat “Kami Bangsa Indonesia dengan Ini Menyatakan Kemerdekaan Indonesia”

Pencegahan Kematian Akibat Virus Influenza

Untuk mencegah kematian akibat virus influenza, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Langkah-langkah tersebut antara lain:

  • Mendapatkan vaksin flu setiap tahun. Vaksin flu dapat melindungi tubuh dari jenis-jenis virus influenza tertentu yang beredar di musim tertentu. Vaksin flu juga dapat mengurangi keparahan gejala dan komplikasi jika terkena flu.
  • Menghindari kontak dengan orang yang sakit flu atau menggunakan masker jika harus berinteraksi dengan mereka.
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan benda-benda yang sering disentuh seperti gagang pintu, telepon genggam, atau remote control.
  • Menjaga pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih cukup, berolahraga secara teratur, dan istirahat cukup.
  • Mengonsumsi obat antivirus jika diresepkan oleh dokter. Obat antivirus dapat membantu menghambat perkembangan virus influenza di tubuh dan mempercepat proses penyembuhan. Obat antivirus harus diminum sesuai dosis dan waktu yang ditentukan oleh dokter.
  • Mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejala flu seperti demam, nyeri otot, atau sakit kepala. Obat-obatan tersebut antara lain parasetamol, ibuprofen, atau aspirin. Namun, hindari memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja karena dapat menyebabkan sindrom Reye (gangguan otak dan hati).
  • Mengonsumsi obat-obatan untuk meredakan gejala hidung tersumbat atau batuk seperti dekongestan nasal (semprotan hidung), antihistamin (obat alergi), atau ekspektoran (obat batuk). Namun, perhatikan efek samping dan kontraindikasi dari obat-obatan tersebut.
  • Mengonsumsi suplemen vitamin C atau zinc untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Mengonsumsi makanan atau minuman hangat seperti sup ayam, teh jahe madu, atau air jeruk nipis untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk.
  • Menghirup uap air hangat yang diberi minyak esensial seperti eukaliptus atau mentol untuk membuka saluran napas yang tersumbat.
  • Berkonsultasi dengan dokter jika gejala flu tidak kunjung membaik dalam 7 hari atau jika muncul gejala komplikasi seperti sesak napas, nyeri dada, demam tinggi berkepanjangan, batuk berdarah, kebingungan mental, atau syok septik.
Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *