Peran Giberelin dalam Perkecambahan Biji

Peran Giberelin dalam Perkecambahan Biji

Posted on

Giberelin adalah salah satu hormon tumbuhan yang berperan dalam berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu peran penting giberelin adalah dalam perkecambahan biji. Apa itu perkecambahan biji dan bagaimana giberelin mempengaruhinya? Simak penjelasan berikut ini.

Pengertian Perkecambahan Biji

Perkecambahan biji adalah proses dimana biji yang telah matang dan masuk ke dalam fase dormansi (tidur) mulai beraktivitas kembali dan menumbuhkan bagian-bagian baru seperti akar, batang, dan daun. Perkecambahan biji merupakan tahap awal dari siklus hidup tanaman.

Perkecambahan biji dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan, seperti air, suhu, oksigen, cahaya, dan hormon. Air adalah faktor yang paling penting karena air dapat mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme biji. Suhu juga berpengaruh karena suhu yang optimal dapat meningkatkan laju reaksi enzim-enzim tersebut. Oksigen diperlukan untuk proses respirasi sel yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Cahaya dapat mempengaruhi perkecambahan biji secara positif atau negatif tergantung pada jenis tanaman. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tanaman sendiri atau oleh organisme lain yang dapat memodifikasi aktivitas sel-sel tanaman.

Baca Juga:  Jelaskan Perbedaan Antara Tendangan Bebas Langsung dan Tidak Langsung dalam Sepak Bola

Pengertian Giberelin

Giberelin adalah hormon tumbuhan yang pertama kali ditemukan pada jamur Gibberella fujikuroi yang menyebabkan penyakit bakanae pada padi. Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan batang padi yang tidak normal, yaitu terlalu tinggi dan lemah. Giberelin ternyata juga dihasilkan oleh tanaman sendiri meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit.

Giberelin memiliki banyak fungsi pada tanaman, antara lain:

Peran Giberelin dalam Perkecambahan Biji

Giberelin memiliki peran penting dalam perkecambahan biji, yaitu sebagai berikut:

  • Giberelin dapat mematahkan dormansi pada biji, yaitu kondisi dimana biji tidak dapat berkecambah meskipun telah mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai. Hal ini biasanya terjadi pada biji-biji yang memiliki kulit keras atau mengandung zat penghambat perkecambahan. Giberelin dapat melunakkan kulit biji atau menetralkan zat penghambat tersebut sehingga biji dapat menyerap air dan oksigen dengan lebih mudah.
  • Giberelin dapat merangsang sintesis enzim alfa amilase pada endosperm (jaringan penyimpan cadangan makanan) biji. Enzim alfa amilase berfungsi untuk menguraikan pati menjadi gula sederhana yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk pertumbuhan embrio (calon tanaman) di dalam biji.
  • Giberelin dapat merangsang tumbuhnya koleoptil (selubung pelindung) pada embrio tumbuhan monokotil (seperti padi, jagung, gandum) atau tumbuhnya hipokotil (bagian batang di bawah kotiledon) pada embrio tumbuhan dikotil (seperti kacang-kacangan, bunga). Koleoptil dan hipokotil berfungsi untuk mendorong embrio keluar dari kulit biji dan mencapai permukaan tanah.
  • Giberelin dapat merangsang tumbuhnya radikula (bakal akar) dan plumula (bakal batang dan daun) pada embrio. Radikula dan plumula merupakan bagian-bagian penting dari tanaman karena radikula berperan dalam penyerapan air dan mineral dari tanah sedangkan plumula berperan dalam fotosintesis.
Baca Juga:  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jasmani dan Kecerdasan Seseorang

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran giberelin dalam perkecambahan biji adalah sebagai berikut:

Peran giberelin dalam perkecambahan biji adalah melunakkan kulit biji, mendorong sintesis enzim alfa amilase, merangsang tumbuhnya koleoptil atau hipokotil, dan merangsang tumbuhnya radikula dan plumula.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *