AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah kondisi yang terjadi akibat infeksi virus HIV (human immunodeficiency virus) yang tidak ditangani dengan baik. Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan berbagai penyakit. AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV dan dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati.
Bagaimana Cara Penularan HIV?
HIV dapat menular melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, dan ASI. Cara penularan HIV yang paling umum adalah melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi HIV. Selain itu, HIV juga dapat menular melalui penggunaan jarum suntik bersama-sama dengan pengguna narkoba suntik atau transfusi darah yang tidak aman.
HIV tidak dapat menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan fisik biasa. Anda juga tidak akan tertular HIV jika berbagi makanan, minuman, pakaian, atau alat makan dengan orang yang terinfeksi HIV.
Apa Saja Gejala-Gejala AIDS?
Gejala-gejala AIDS dapat bervariasi pada setiap orang dan tergantung pada tahap perkembangan penyakitnya. Secara umum, gejala-gejala AIDS dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Tahap 1: Infeksi HIV Akut
Tahap ini terjadi pada beberapa minggu pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap virus HIV dan membentuk antibodi untuk melawannya. Gejala pada tahap ini biasanya mirip dengan gejala flu atau pilek dan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala infeksi HIV akut antara lain:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Sakit tenggorokan
- Ruam kulit
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Mual dan muntah
Pada tahap ini, jumlah virus HIV di dalam darah sangat tinggi sehingga risiko penularan juga sangat tinggi. Namun, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi HIV karena gejalanya tidak spesifik atau tidak muncul sama sekali.
Tahap 2: Infeksi HIV Kronis (Masa Laten)
Tahap ini terjadi setelah infeksi HIV akut berakhir dan dapat berlangsung selama beberapa tahun hingga puluhan tahun. Pada tahap ini, virus HIV tetap aktif di dalam tubuh tetapi berkembang biak dalam jumlah yang lebih sedikit. Gejala pada tahap ini bisa bermacam-macam. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun, sementara yang lain mungkin mengalami gejala ringan hingga sedang.
Gejala-gejala infeksi HIV kronis antara lain:
- Berat badan menurun
- Berkeringat di malam hari
- Batuk
- Diare
- Mual dan muntah
- Herpes zoster
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sakit kepala
- Kelelahan
Pada tahap ini, jumlah virus HIV di dalam darah lebih rendah daripada tahap sebelumnya tetapi masih dapat menular ke orang lain. Pada tahap ini juga, sistem kekebalan tubuh mulai melemah sehingga rentan terhadap infeksi oportunistik.
Tahap 3: AIDS
Tahap ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah akibat virus HIV dan tidak mampu lagi melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Pada tahap ini, seseorang dikatakan menderita AIDS jika memiliki salah satu dari kondisi berikut:
- Jumlah sel CD4 (sel darah putih yang penting untuk sistem kekebalan tubuh) kurang dari 200 sel per mikroliter darah (normalnya antara 500 hingga 1.500 sel per mikroliter darah)
- Terkena salah satu penyakit oportunistik (penyakit yang biasanya tidak menyerang orang sehat tetapi bisa menjadi serius atau fatal bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah), seperti pneumonia Pneumocystis jirovecii (PCP), toksoplasmosis otak, kanker serviks invasif, atau kanker kulit Kaposi
Gejala-gejala AIDS yang merupakan tanda-tanda infeksi oportunistik adalah sebagai berikut:
- Keringat berlebihan di malam hari
- Menggigil atau demam lebih tinggi dari 38°C selama beberapa minggu
- Kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari
- Penurunan berat badan lebih dari 10%
- Pembesaran kelenjar secara lebih luas
- Diare terus-menerus tanpa sebab
- Batuk dan sesak lebih dari 1 bulan
- Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, atau anus
- Bintik ungu di kulit yang tidak bisa hilang
- Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina
- Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi, lupa ingatan, dan kebingungan
- Mudah memar atau berdarah
Pada tahap ini, jumlah virus HIV di dalam darah sangat tinggi sehingga risiko penularan juga sangat tinggi. Pada tahap ini juga, sistem kekebalan tubuh sudah tidak bisa lagi melawan infeksi sehingga penderita bisa meninggal jika tidak mendapatkan pengobatan.
Bagaimana Cara Mencegah dan Mengobati AIDS?
Sampai saat ini belum ada vaksin atau obat untuk menyembuhkan infeksi HIV dan AIDS. Namun ada beberapa cara untuk mencegah penularan dan mengobati gejalanya.
Cara-cara untuk mencegah penularan HIV antara lain:
- Menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan baru atau berganti-ganti pasangan
- Tidak menggunakan jarum suntik bersama-sama dengan orang lain
- Memeriksakan diri secara rutin jika memiliki risiko tertular HIV
- Memeriksakan diri segera jika merasa terpapar HIV dan mendapatkan pengobatan dini jika positif terinfeksi
Cara-cara untuk mengobati gejala AIDS antara lain:
- Mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) sesuai anjuran dokter untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam darah dan memperpanjang harapan hidup penderita
- Mengonsumsi obat-obatan lain untuk mengatasi infeksi oportunistik atau komplikasi lain yang timbul akibat AIDS
- Menjalani gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum air putih cukup banyak, istirahat cukup, berolahraga secara teratur, serta menghindari rokok dan alkohol
Kesimpulan
AIDS adalah kondisi serius yang disebabkan oleh infeksi virus HIV yang tidak ditangani dengan baik. Gejala AIDS dapat bervariasi pada setiap orang dan tergantung pada tahap perkembangan penyakitnya. Penularan AIDS dapat dicegah dengan cara-cara tertentu. Pengobatan AIDS bertujuan untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam darah dan mengatasi gejalanya.