Lakmus biru adalah salah satu jenis kertas lakmus yang digunakan untuk menguji sifat asam-basa suatu larutan. Kertas lakmus ini memiliki warna biru yang khas dan dapat berubah warna menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam. Lalu, bagaimana mekanisme perubahan warna ini terjadi? Apa saja faktor yang mempengaruhinya? Dan apa manfaat dari penggunaan lakmus biru ini? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Mekanisme Perubahan Warna Lakmus Biru
Lakmus biru mengandung zat warna yang disebut litmus, yang merupakan campuran dari beberapa senyawa organik yang berasal dari jenis jamur tertentu. Zat warna ini bersifat amfoterik, artinya dapat bereaksi dengan asam maupun basa. Jika bereaksi dengan asam, zat warna ini akan menghasilkan ion H+ (proton) yang menyebabkan perubahan warna menjadi merah. Jika bereaksi dengan basa, zat warna ini akan menghasilkan ion OH- (hidroksida) yang menyebabkan perubahan warna menjadi biru.
Reaksi antara zat warna litmus dengan asam dan basa dapat ditulis sebagai berikut:
Litmus + H+ → Litmus merah
Litmus + OH- → Litmus biru
Dari reaksi di atas, dapat dilihat bahwa perubahan warna lakmus biru tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi ion H+ (semakin asam), semakin merah warna lakmus biru. Sebaliknya, semakin tinggi konsentrasi ion OH- (semakin basa), semakin biru warna lakmus biru.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Warna Lakmus Biru
Selain konsentrasi ion H+ dan OH-, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan warna lakmus biru, yaitu:
- Suhu. Suhu yang tinggi dapat mempercepat reaksi antara zat warna litmus dengan asam atau basa, sehingga perubahan warna menjadi lebih cepat terlihat. Namun, suhu yang terlalu tinggi juga dapat merusak zat warna litmus, sehingga warnanya menjadi pudar atau hilang. Oleh karena itu, pengujian dengan lakmus biru sebaiknya dilakukan pada suhu ruang atau sedikit lebih tinggi.
- Waktu pencelupan. Waktu pencelupan yang terlalu lama dapat menyebabkan zat warna litmus berlebihan bereaksi dengan asam atau basa, sehingga warnanya menjadi tidak sesuai dengan pH larutan. Oleh karena itu, pengujian dengan lakmus biru sebaiknya dilakukan dengan waktu pencelupan yang singkat dan segera diamati hasilnya.
- Kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dapat menyebabkan kertas lakmus menyerap uap air dari udara, sehingga pH kertas lakmus berubah. Oleh karena itu, pengujian dengan lakmus biru sebaiknya dilakukan di tempat yang kering atau menggunakan kertas lakmus yang baru dibuka dari kemasannya.
Manfaat Penggunaan Lakmus Biru
Lakmus biru memiliki beberapa manfaat dalam bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Mengidentifikasi sifat asam-basa suatu larutan. Lakmus biru dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa secara sederhana dan cepat. Misalnya, untuk menguji pH air hujan, air sumur, air ledeng, air minum, air sabun, air jeruk nipis, dll.
- Mengukur pH suatu larutan secara kasar. Lakmus biru dapat digunakan untuk mengukur pH suatu larutan secara kasar dengan membandingkan warnanya dengan skala warna lakmus. Skala warna lakmus adalah rentang warna dari merah sampai biru yang menunjukkan nilai pH dari 0 sampai 14. Misalnya, jika warna lakmus biru setelah dicelupkan ke dalam larutan adalah merah muda, maka pH larutan sekitar 4-5.
- Menyelidiki reaksi kimia antara asam dan basa. Lakmus biru dapat digunakan untuk menyelidiki reaksi kimia antara asam dan basa dengan mengamati perubahan warnanya sebagai indikator. Misalnya, untuk mengetahui apakah reaksi antara asam sitrat dan natrium hidroksida menghasilkan garam dan air.