Jelaskan Dampak yang Terjadi di Indonesia Akibat dari Iklim yang Tidak Menentu

Jelaskan Dampak yang Terjadi di Indonesia Akibat dari Iklim yang Tidak Menentu

Posted on

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca di suatu wilayah dalam jangka waktu yang lama. Iklim dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti letak geografis, ketinggian, arah angin, dan pola sirkulasi atmosfer. Iklim yang stabil dan seimbang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, iklim di dunia mengalami perubahan yang signifikan akibat dari pemanasan global. Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi akibat dari peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas rumah kaca ini berasal dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan, dan peternakan.

Pemanasan global berdampak pada perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim ini ditandai dengan adanya variasi suhu udara, curah hujan, kelembaban, tekanan udara, dan angin yang tidak teratur dan ekstrem. Perubahan iklim ini juga menyebabkan fenomena alam yang berbahaya, seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, badai, tanah longsor, dan peningkatan permukaan air laut.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim yang tidak menentu. Dampak ini dapat dirasakan di berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, kesehatan, energi, infrastruktur, dan keanekaragaman hayati. Berikut adalah beberapa dampak yang terjadi di Indonesia akibat dari iklim yang tidak menentu:

1. Gagal Panen

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian di Indonesia sangat bergantung pada iklim dan cuaca, terutama musim hujan dan kemarau. Iklim yang tidak menentu membuat petani sulit menentukan waktu yang tepat untuk mengelola lahannya, seperti menanam, menyiram, dan memanen. Curah hujan yang tinggi atau kemarau yang berkepanjangan dapat berdampak pada gagal panen.

Baca Juga:  Reformasi dan Upaya Membangun Kehidupan Demokratis di Indonesia

Gagal panen dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani dan masyarakat. Selain itu, gagal panen juga dapat menimbulkan masalah ketahanan pangan dan kesejahteraan sosial. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan sawah yang mengalami gagal tanam di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 1,2 juta hektare. Hal ini berpotensi menurunkan produksi padi nasional sebesar 6 juta ton.

2. Penurunan Hasil Tangkapan Ikan

Indonesia juga merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia. Perikanan adalah salah satu sektor penting bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun, perikanan di Indonesia juga terancam oleh dampak perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim dapat mempengaruhi kondisi fisik, kimia, dan biologi perairan, seperti suhu, salinitas, arus, gelombang, dan ketersediaan oksigen.

Perubahan kondisi perairan ini dapat mempengaruhi perilaku, distribusi, dan populasi ikan. Ikan dapat bermigrasi ke daerah yang lebih sesuai dengan kebutuhan hidupnya, atau mengalami stres, penyakit, dan kematian. Hal ini dapat menurunkan hasil tangkapan ikan bagi nelayan. Selain itu, perubahan iklim juga dapat meningkatkan risiko bencana alam, seperti banjir, gelombang pasang, dan abrasi pantai, yang dapat merusak infrastruktur dan fasilitas perikanan.

3. Meningkatnya Penyakit Menular

Perubahan iklim yang tidak menentu juga dapat berdampak pada kesehatan manusia. Perubahan iklim dapat mempengaruhi penyebaran dan prevalensi penyakit menular, terutama yang ditularkan oleh vektor, seperti nyamuk dan tikus. Perubahan suhu, curah hujan, dan kelembaban dapat mempengaruhi siklus hidup, aktivitas, dan distribusi vektor penyakit.

Baca Juga:  Pusat Keuangan Amerika Serikat Berada di Kota New York

Beberapa penyakit menular yang berhubungan dengan perubahan iklim di Indonesia adalah malaria, demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, dan diare. Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus DBD di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 96.347 kasus dengan angka kematian 0,7%. Sementara itu, jumlah kasus malaria pada tahun 2019 mencapai 228.238 kasus dengan angka kematian 0,02%.

4. Menurunnya Ketersediaan Air Bersih

Air bersih adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Namun, ketersediaan air bersih di Indonesia semakin menurun akibat dari perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan pola hujan, peningkatan evaporasi, dan penurunan infiltrasi air tanah. Hal ini dapat mengurangi debit sungai, volume waduk, dan cadangan air tanah.

Menurunnya ketersediaan air bersih dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kekeringan, konflik sumber daya, penurunan kualitas air, dan peningkatan biaya pengolahan air. Menurut data BPS, sekitar 27,68 juta jiwa atau 10,4% dari total penduduk Indonesia pada tahun 2019 belum memiliki akses terhadap air minum layak. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan, sanitasi, dan higiene masyarakat.

5. Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas yang memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Namun, keanekaragaman hayati di Indonesia juga terancam oleh dampak perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan habitat, penurunan ketersediaan makanan, peningkatan persaingan, dan penyebaran penyakit bagi makhluk hidup.

Baca Juga:  Indonesia: Negara Kaya Potensi Energi Angin

Hilangnya keanekaragaman hayati dapat menyebabkan kerugian ekologis, ekonomis, dan sosial. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyediakan jasa lingkungan, dan mendukung kehidupan manusia. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 1.851 spesies flora dan fauna di Indonesia terancam punah akibat dari perubahan iklim dan faktor lainnya.

Kesimpulan

Perubahan iklim yang tidak menentu adalah salah satu dampak dari pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Perubahan iklim ini berdampak negatif bagi Indonesia di berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, kesehatan, energi, infrastruktur, dan keanekaragaman hayati.

Pos Terkait: