Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

Posted on
Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

 

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan rempah-rempah, seperti lada, pala, cengkeh, dan kayu manis. Rempah-rempah ini sangat diminati oleh bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-16 dan ke-17 karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Namun, untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia, bangsa Eropa harus melewati jalur perdagangan yang dikuasai oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Oleh karena itu, bangsa-bangsa Eropa lainnya berusaha mencari jalur alternatif untuk mencapai Indonesia tanpa harus bergantung pada Portugis dan Spanyol.

Salah satu bangsa Eropa yang berhasil menemukan jalur baru ke Indonesia adalah Belanda. Pelaut Belanda yang pertama kali mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman. Ia lahir di Gouda, Holland Selatan, pada tahun 1565. Pada tahun 1592, ia dikirim oleh para pedagang Amsterdam ke Lisboa, Portugal, untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang Kepulauan Rempah-Rempah. Di sana, ia bertemu dengan Jan Huyghen van Linschoten, seorang penjelajah Belanda yang pernah tinggal di India dan memiliki pengetahuan tentang rute pelayaran ke Asia.

Berdasarkan informasi yang didapat dari Linschoten, para pedagang Amsterdam mendirikan sebuah perusahaan dagang yang bernama Compagnie van Verre [ nl] (Perusahaan Jarak Jauh) pada tahun 1594. Perusahaan ini kemudian mengirimkan empat kapal yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman untuk berlayar ke Indonesia pada tahun 1595. Keempat kapal tersebut adalah Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken.

Baca Juga:  Bagaimana Narkoba Dapat Mempengaruhi Kemampuan Seseorang dalam Beraktivitas

Perjalanan de Houtman tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai masalah, seperti penyakit seriawan yang menyerang awak kapalnya, pertengkaran antara para kapten dan pedagang, serangan bajak laut, dan kesalahpahaman dengan penduduk setempat. Setelah melewati Afrika Selatan dan Madagaskar, ia akhirnya tiba di Banten pada tanggal 27 Juni 1596. Ini merupakan kedatangan orang Belanda pertama kali di Indonesia.

Namun, de Houtman tidak mendapat sambutan yang baik dari Sultan Banten dan petugas Portugis yang ada di sana. Sikapnya yang kasar, sombong, dan ingin menerapkan sistem monopoli membuatnya diusir dari pelabuhan. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya ke pantai utara Jawa dan Bali. Di Bali, ia berhasil membeli beberapa rempah-rempah dengan harga murah. Pada tanggal 14 Agustus 1597, ia kembali ke Belanda dengan membawa 240 kantong lada, 45 ton pala, dan 30 bal bunga pala.

Keberhasilan de Houtman membuka jalan bagi ekspedisi-ekspedisi Belanda selanjutnya ke Indonesia. Pada tahun 1598, Jacob van Neck datang dengan sembilan kapal dan berdagang dengan baik di Banten. Pada tahun 1602, Belanda mendirikan Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Persekutuan Perusahaan Hindia Timur untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia. VOC kemudian menjadi alat penjajahan Belanda di Indonesia selama lebih dari tiga abad.

Baca Juga:  ASEAN: Sejarah, Tujuan, dan Peran dalam Mewujudkan Perdamaian dan Kerjasama di Asia Tenggara

Cornelis de Houtman sendiri meninggal pada tahun 1599 di Aceh akibat luka-luka yang dideritanya saat bertempur dengan Portugis. Meskipun demikian, ia tetap dikenang sebagai pelaut Belanda yang pertama kali mendarat di Indonesia dan memulai hubungan dagang antara kedua negara.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *