Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

Posted on
Pelaut Belanda yang Pertama Kali Mendarat di Indonesia adalah Cornelis de Houtman

 

Indonesia merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah yang sangat diminati oleh bangsa-bangsa Eropa sejak abad ke-15. Rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada, dan kayu manis menjadi komoditas perdagangan yang bernilai tinggi karena memiliki berbagai manfaat, seperti bahan obat-obatan, parfum, bumbu masakan, alat ritual agama, dan pengawet makanan.

Salah satu bangsa Eropa yang tertarik untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia adalah Belanda. Belanda mulai melakukan penjelajahan samudera untuk mencari sumber rempah-rempah setelah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453. Konstantinopel adalah kota penting yang menjadi pusat perdagangan antara Eropa dan Asia. Dengan jatuhnya Konstantinopel, jalur perdagangan Eropa dan Asia terputus dan harga rempah-rempah melonjak tinggi.

Belanda juga didorong untuk mencari rempah-rempah karena adanya larangan dari Spanyol untuk berdagang dengan Portugis. Spanyol dan Portugis adalah dua imperium besar yang mendominasi perdagangan rempah-rempah di Asia. Belanda yang saat itu masih berada di bawah kekuasaan Spanyol tidak boleh menerima pasokan rempah-rempah dari Portugis yang merupakan musuh Spanyol.

Untuk mengatasi masalah ini, Belanda mencoba mencari jalan alternatif untuk mendapatkan rempah-rempah langsung dari sumbernya. Belanda mengirimkan beberapa ekspedisi ke arah timur untuk menemukan jalur perdagangan baru. Ekspedisi pertama Belanda yang berhasil sampai ke Indonesia adalah ekspedisi yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman.

Baca Juga:  Perjanjian Saragosa: Penyelesaian Konflik Spanyol dan Portugis di Maluku

Cornelis de Houtman adalah seorang pedagang dan pelaut Belanda yang lahir pada tahun 1565 di Gouda. Ia belajar tentang pelayaran dan perdagangan di Lisboa, ibu kota Portugis. Ia juga mempelajari peta-peta dan catatan-catatan perjalanan dari pelaut-pelaut Portugis yang pernah berlayar ke Asia.

Pada tahun 1592, Cornelis de Houtman bersama dengan saudaranya, Frederick de Houtman, mendapat dukungan dari para pedagang Belanda untuk melakukan ekspedisi ke arah timur. Mereka mendapat izin dari pemerintah Belanda untuk membentuk sebuah perusahaan dagang bernama Compagnie van Verre (Perusahaan Jauh).

Pada tahun 1595, Cornelis de Houtman memimpin empat buah kapal dengan 249 orang awak kapal untuk berlayar menuju Indonesia. Mereka mengikuti rute yang sama dengan pelaut-pelaut Portugis, yaitu melewati Tanjung Harapan di Afrika Selatan, kemudian menuju Madagaskar, dan akhirnya sampai ke Samudera Hindia.

Perjalanan Cornelis de Houtman tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai kesulitan, seperti badai, penyakit, kelaparan, pemberontakan awak kapal, serangan bajak laut, dan persaingan dengan armada Portugis. Setelah hampir satu tahun berlayar, Cornelis de Houtman akhirnya berhasil mendarat di Pelabuhan Banten pada tanggal 23 Juni 1596.

Banten adalah salah satu kerajaan Islam di Jawa Barat yang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Kedatangan Cornelis de Houtman dan awak kapalnya semula disambut dengan baik oleh para pribumi Banten. Namun, sikap kasar, sombong, dan niat menerapkan sistem monopoli membuat penduduk pesisir Banten mengusir mereka.

Baca Juga:  Hukuman atau Had bagi Pelaku Zina dalam Islam

Cornelis de Houtman kemudian melanjutkan perjalanannya ke Madura dan Bali. Di sana ia juga mengalami konflik dengan penduduk setempat dan Portugis. Akhirnya ia kembali ke Belanda pada tahun 1597 dengan membawa sedikit rempah-rempah dan hanya menyisakan dua kapal dan 87 orang awak kapal.

Meskipun ekspedisi Cornelis de Houtman tidak begitu sukses dari segi perdagangan, ia tetap menjadi pelaut Belanda yang pertama kali mendarat di Indonesia. Ia membuka jalan bagi kedatangan pelaut-pelaut Belanda selanjutnya yang kemudian mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) atau Perusahaan Hindia Timur pada tahun 1602.

VOC menjadi perusahaan dagang terbesar dan terkuat di dunia pada masanya. VOC juga menjadi alat penjajahan Belanda di Indonesia selama lebih dari dua abad. Dengan demikian, Cornelis de Houtman dapat dikatakan sebagai penyebab awal penjajahan Belanda di Indonesia.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *